Minggu, 17 Juni 2012

Software untuk Menguji Aplikasi


Software yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap beberapa aplikasi, yaitu:
1.       Crystal REVS for C++
Suatu software yang menguji kode program yang menggunakan bahasa C++/C dengan menghasilkan flowchart dan menghitung cyclomatic complexity dari kode program tersebut berdasarkan Complexity Measure dari McCabe.
Software ini terintegrasi dengan beberapa fungsi seperti flowcharts, Rich Tree, DataFlow, dokumentasi dengan bentuk HTML, auto-formatting, tokes panel, comment panel pada suatu tools.
Dengan menggunakan software ini, kita dapat meng-explore source code, mengetahui flowchart untuk memahami alur logic dan fungsi kode program, dan mengetahui besarnya cyclomatic complexity sehingga dapat menarik kesimpulan mengenai kode program yang telah dibuat.
2.       ALTRIS Software Virtualization Solution (SVS)
Sebuah aplikasi yang dimana jika kita menggunakannya makan kita menginstal perangkat lunak ke dalam “lapisan virtual” bukan ke sistem operasi yang menangkap semua perubahan file, perubahan registry, dan perubahan sistem dan menyimpannya ke dalam lapisan bukan ke computer.
3.       Autolt
Sebuah interpreter yang freeware, merupakan alternative dari scriptIt yang merupakan bawaan dari Windows NT. scripIt digunakan untuk membuat script batch yang digunakan untuk mengotomatisasi pekerjaan administrator di lingkungan Windows NT.
4.       SandBoxie
Merupakan sebuah aplikasi Freeware yang menyediakan “bak pasir” aman bagi kita untuk menguji software baru tanpa membuat perubahan permanen pada sistem.

Sumber:
http://betha.wordpress.com/2007/06/21/software-untuk-otomasi-program-dan-otomasi-pengujian/

Kriteria Manajer Proyek yang Efektif


                Manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan dan teknologi.
Sedangkan Manajer Proyek adalah seseorang yang bertindak sebagai pimpinan dalam suatu proyek. Seorang manajer proyek sangat berperan penting dalam adanya suatu proyek, karena sebuah kegagalan dan keberhasilan dari proyek tersebut ditentukan oleh manajer proyek itu sendiri.
Tiga karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang untuk menjadi seorang Manajer Proyek, yaitu:
1.       Karakter Pribadinya, antara lain:
a.       Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
b.      Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
c.       Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.
2.       Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola, antara lain:
a.       Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
b.      Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
c.       Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
d.      Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
e.      Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
3.       Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
a.       Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
b.      Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
c.       Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
d.      Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
e.      Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.


Sumber:

               

COCOMO


COCOMO (Constructive Cost Model) dikembangkan pada tahun 1981 oleh Barry Boehm. Barry Boehm mendesain COCOMO untuk memberikan estimasi/perkiraan jumlah Person-Months untuk mengembangkan suatu produk software. Menurut Olson (2003, pp134-15), COCOMO digunakan untuk menghitung usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan software. Pemodelan estimasi empiris dengan COCOMO dengan satu persamaan untuk memprediksi: kemajuan proses pengembangan, lamanya proyek, ukuran staf, dan jumlah baris kode program.
COCOMO terdiri dari tiga bentuk hirarki semakin rinci dan akurat. Tingkat pertama, Basic COCOMO adalah baik untuk cepat, order awal, kasar estimasi besarnya biaya perangkat lunak, namun akurasinya terbatas karena kurangnya faktor untuk memperhitungkan perbedaan atribut proyek (Cost Drivers). Intermediate COCOMO mengambil Driver Biaya ini diperhitungkan dan Rincian tambahan COCOMO account untuk pengaruh fase proyek individu.
Ada tiga model COCOMO, yaitu:
1.       Dasar COCOMO
Model static single valued yang menghitung kemajuan dan biaya pengembangan perangkat lunak sebagai fungsi dari ukuran program.
2.       Intermediate COCOMO
Menghitung kemajuan pengembangan perangkat lunak sebagai fungsi dari ukuran program dan kumpulan komponen biaya lainnya.
3.       Mode Embedded
• Diterapkan pada proyek yang rumit dengan jumlah lebih besar dari 300 KLOC
• Memerlukan tim yang besar dan tingkat inovasi yang lebih baik
• Terdapat hubungan yang sangat kuat antara perangkat lunak, perangkat keras dan batasan operasi yang harus dipenuhi system.

Sumber:
http://agustinadewic.blogspot.com/2011/04/cocomo.html
http://singlesmilesoup.blogspot.com/2012/04/cocomo.html
http://blog.tp.ac.id/wp-content/uploads/11/download-084609040311handoutmp.pdf





Alasan Menggunakan Open Source Software dalam Aplikasi


Open source software adalah software yang membuka atau membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut. Open source dapat juga diartikan sebagai sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber yang tersebar dan tersedia bebas.
Beberapa keuntungan menggunakan open source software, antara lain:
1.       Bebas biaya tambahan
2.       Membebaskan dari beban moral pembajakan
3.       Transfer knowledge
4.       Ketersediaan kode sumber
5.       Mengurangi ketergantungan import
6.       Pengembangan perangkat lunak local.
7.       Bebas disebarluaskan.
8.       Open source sangat stabil dan tidak mudah hang atau restart.

Selain keuntungan diatas terdapat pula beberapa kerugian, antara lain:
1.       Tidak ada garansi dari pengembangan open source software
2.       Kesulitan dalam mengetahui status project
3.       Masih terus dalam pengembangan dan penyempurnaan.
4.       Masalah yang berhubungan dengan intelektual property.



Sumber: